Makalah Pencemaran Air
MAKALAH MENGENAI PENCEMARAN AIR
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat energi,
dan komponen lain ke dalam lingkungan. Atau berubahnya suatu tatanan lingkungan
disebabkan oleh kegiatan manusia dan proses alam. Sehingga kualitas lingkungan
tersebut turun. Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan dapat terjadi. Pencemaran
yang disebabkan oleh aktivitas manusia dapat dicegah dan dikendalikan.
Pencemaran air termasuk pencemaran lingkungan yang
sangat merugikan kelangsungan mahluk hidup manusia. Karena, air merupakan fungsi yang sangat berlimpah. Bahkan mahluk hidup
lain seperti tumbuhan dan hewan juga membutuhkan air setiap harinya. Maka dari
itu apabila air tercemar, kelangsungan mahluk hidup tersebut juga terganggu.
Pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari. Yang
dapat dilakukan oleh manusia adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan
pencemaran dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan agar tidak terjadi mencemari lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan pencemaran air
2.
Bagaimana
ciri-cirinya?
3.
Bagaimana
cara untuk mengetahui kualitas air?
4.
Apa
sajakah komponen pencemaran air?
5.
Apa
saja dampak pencemaran air?
6.
Apa
saja perubahan lingkungan perairan dan pengaruhnya terhadap biota akuatik?
7.
Apa
saja dampak pencemaran air terhadap lingkungan?
8.
Bagaimana
cara menanggulangi pencemaran air?
1.3 Tujuan
Berdasar
rumusan masalah, maka pembuat makalah ini ingin mengetahui tentang :
1. Pencemaran air dan ciri-cirinya,
2. Cara mengetahui kualitas air,
3. Komponen pencemaran air,
4. Berbagai zat pencemar air,
5. Penerapan pH pencemaran air,
6. Dampak pencemaran air dan pengaruh
terhadap kehidupan biota akuatik,
7. Perubahan lingkungan perairan dan
pengaruhnya terhadap biota akuatik,
8. Cara menganggulangi pencemaran air,
BAB II. Pembahasan
2.1
Pengertian Pencemaran Air
Pencemaran air
atau polusi air adalah suatu perubahan keadaan di suatu penampungan air seperti danau, sungai,
lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air
tanah adalah salah satu diantaranya yang sangat berguna bagi kelangsungan
mahluk hidup. Pemanfaatan terbesar di salah satunya adalah, untuk irigasi,
untuk air minum bahkan sangat banyak daerah yang berpotensi sebagai objek
wisata.
Menurut PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001), Air yang aman
adalah air yang sesuai dengan kriteria bagi peruntukan air tersebut. Misalnya kriteria
air yang dapat diminum secara langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria yang
berbeda dengan air yang dapat digunakan untuk air baku air minum (kualitas B)
atau air kualitas C untuk keperluan perikanan dan peternakan dan air kualitas D
untuk keperluan pertanian serta usaha perkotaan, industri dan pembangkit tenaga
air.
Pencemaran
air dikelompokan menjadi dua, yaitu :
a.
Sumber Langsung
Adalah buangan yang berasal limbah hasil pabrik dan
limbah domestik berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian dan juga
sampah. Disebut sumber langsung karena buangan ini langsung dibuang kedalam
air, seperti sungai, parit atau selokan.
b.
Sumber Tak langsung
Kontaminan yang masuk melalui air tanah karena adanya
pencemaran pada air permukaan maupun dari limbah industri ataupun limbah
domestik.
2.2
Ciri-ciri air yang tercemar
Ø Perubahan suhu air
Semakin tinggu suhu air, makan semakin sediki kadar O2
yang terlarut dalam air.
Pada umumnya, kegiatan limbah industrilah menimbulkan panas yang berasal dari
mesin. Biasanya air hasil industri dibuang kesungai maka suhu air menjadi
panas.
Ø Perubahan pH air
Air dapat bersifat asam atau basa. Bergantung besar
kecilnya pH. Air limbah industri atau buangan air dari industri yang dibuang
disungai akan mengubah pH air.
Ø Perubahaan warna, rasa dan bau
Air yang tercemar karena bahan buangan limbah industri
dapat menyebabkan perubahan warna dan bau. Selain karena limbah industri, bau
juga bisa bersal dari hasil degradasi bahan buangan oleh mikroba. Mikroba dalam
air akan mengubah bahan organik terutama protein menjadi bahan yang mudah
menguap dan berbau.
2.3
Kualitas Air
Air
dikatakan tercemar apabila turunnya kualitas hingga ke tingkat yang
membahayakan. Unutk mengetahui kadar tercemarnya air, dapat digunakan
Parameter. Diantaranya :
2.3.1 Parameter Kimia
1)
DO (Dissolved Oxygen) / Oksigen terlarut
Apabila oksigen terlarut tak ada, maka sangat banyak
mikroorganisme dalam air yang tidak dapat hidup karena oksigen terlarut
digunakan untuk proses degradasi senyawa organis dalam air. Oksigen dapat
dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae. Biasanya,Oksigen yang dihasilkan
algae tidak efisisen, karena oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali oleh
algae untuk proses metabolisme pada saat algae tidak mendapatkan cahaya
matahari.
Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada temperatur
dan tekanan. Kelarutan oksigen dalam air
pada 25o C dan tekanan 1 atmosfir
adalah 8,32 mg/L(Warlina, 1985). Kadar oksigen yang tinggi tidak menimbulkan
pengaruh yang tinggi pada sisi fisiologis manusia. Sedangkan,
ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut yang sangat
banyak. Kebutuhan oksigen ini sangat bervarian pada organisme akuatik lainnya.
Pada
siang hari, ketika matahari bersinar, pelepasan oksigen yang berlangsung
intensif oleh proses fotosintesa pada lapisan eufotik lebih besar daripada
oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi. Kadar oksigen terlarut dapat
melebihi kadar oksigen jenuh, sehingga perairan mengalami supersaturasi.
Sedangkan malam harinya, respirasi tetap
berlangsung walaupun tak adanya fotosintesa. Kadar Oksigen ini menjadi maksimum
pada siang hari dibanding dengan pagi
hari.
*Degradasi : Degradasi adalah suatu reaksi perubahan
kimia atau peruraian suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul
yang lebih sederhana secara bertahap.
*Supersaturasi : kondisi dimana konsentrasi larutan
berada di atas harga kelarutannya
*Lapisan Eufotik : lapisan yang masih mendapat cukup
matahari
2)
BOD
(Biochemical Oxygent Demand) / Kebutuhan Oksigen Biokimia
BOD
adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme dalam lingkungan air
untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik yang ada didalam air menjadi
kabondioksida dan air. Proses oksidasi pada bahan organik bisanya berlangsung
cukup lama. Menurut Sawyer dan McCarty, 1978 (Effendi, 2003) proses penguraian bahan
buangan organic melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme atau oleh bakteri
aerobic adalah :
CnHaObNc
+ (n + a/4 – b/2 – 3c/4) O2 → n CO2 + (a/2 – 3c/2) H2O
+ c NH3
Semakin besar kadar BOD, maka
merupakan indikasi bahwa air tersebut telah tercemar. Contoh nya adalah, kadar
BOD5 yang diperbolehkan untuk kepentingan air minum dan menopang
kehidupan organisme akuatik adalah 3,0- 6,0 mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP,1992.
Sedangkan berdasarkan Kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD5
untuk bahan baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L
dan golongan II adalah 150 mg/L. BOD5 adalah BOD yang diperoleh
setelah inkubasi selama 5 hari.
3)
COD
(Chemical Oxygen Demand) / Kebutuhan Oksigen Kimiawi
COD
adalah jumlah oksigen (mg O2 ) yang diperlukan agar bahan buangan
yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat
didegradasi secara biologis maupun yang sulit untuk didegradasi. . Bahan
buangan organik tersebut akan dioksidasi oleh Kalium Bikromat (K2Cr2O7)
yang digunakan untuk sumber oksigen menjadi gas CO2 dan gas H2O
serta sejumlah ion Krom. Reaksinya seperti berikut :
HaHbOc + Cr2O7
2- + H + →
CO2 + H2O + Cr 3+
Hampir
semua zat organik dapat dioksidasi oleh oksidator kuat seperti Kalium
Permanganat ( K2MnO4- )dalam suasana asam,
diperkirakan 95%-100% bahan organik dapat dioksidasi.
4)
pH
atau Konsentrasi Ion Hidrogen
pH adalah derajat keasaman suatu zat. pH
normal adalah 6,0 – 8,0 . Tujuan cara penelitian seperti ini dilakukan untuk
memperoleh derajat keasaman (pH) dalam air dan limbah dengan menggunakan alat
pH meter. Air normal mempunyai syarat dengan pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat
asam atau basa, bergantung besar kecilnya pH. Apabila pH diatas pH normal, maka
bersifat asam.
Begitu pula sebaliknya. Apabila pH dibawah pH normal,
maka bersifat basa. Air limbahdan bahan buangan industri apabila membuangnya
kesungai, makan pH air akan berubah. Sehingga mengganggu kehidupan biota
akuatik di air. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan
menyukai pH antara 7,0 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi
perairan. Berikut tabel pengaruh pH terhadap Komunitas Biologi Perairan :
Nilai
pH
|
Pengaruh
Umum
|
6,0
– 6,5
|
1.
Keanekaragaman
plankton dan bentos sedikit menurun
2.
Kelimpahan
total, biomassa, dan produktivitas tidak mengalami perubahan
|
5,5
– 6,0
|
1.
Penurunan
nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin tampak
2.
Kelimpahan
total, biomassa dan poduktivitas masih belum mengalami perubahan yang berarti
3.
Algae
Hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral
|
5,0
– 5,5
|
1.
Penurunan
keanekaragaman dan komposis jenis plankton, perifilton dan bentos semakin
besar
2.
Terjadi
penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos
3.
Algae
hijau berfilamen semakin banyak
4.
Proses
nitrifikasi terhambat
|
4,5
– 5,0
|
1.
Penurunan
keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton dan bentos semakin
besar
2.
Penurunan
kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos
3.
Algae
hijau berfilamen semakin banyak
4.
Proses
nitrifikasi terhambat
|
Sumber : modifikasi
Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003
Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak
dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu Chlamydomonas
acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6.
5) Total Organic Carbon (TOC)
TOC merupakan parameter yang
menyatakan jumlah total karbon organik. Berbeda lagi untuk COD dan BOD yang digunakan
untuk mengukur jumlah
oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi zat-zat organik, TOC mengukur jumlah
karbon yang berasal dari senyawa organik. Jadi, karena merupakan hal yang
berbeda, analisis TOC tidak dapat digunakan untuk memperoleh nilai BOD maupun
COD.
Analisis TOC dapat dipakai untuk menggantikan
analisis BOD maupun COD hanya apabila tersedia data valid atau asli yang menunjukkan hubungan antara
keduanya. Dalam hal ini, analisis TOC hanya berfungsi sebagai proses kontrol
karena memiliki beberapa keunggulan dibanding BOD dan COD. Keunggulan analisis
TOC diantaranya waktu analisis yang lebih singkat (hanya 5 hingga 10 menit)
serta saat ini telah banyak di pasaran alat-alat TOC analyser yang dapat
mengukur TOC secara kontinyu.
6)
Parameter Logam
Spektroskopi penyerapan atom adalah teknik untuk menentukan
konsentrasi elemen logam tertentu dalam sampel. Teknik ini dapat digunakan
untuk menganalisa konsentrasi lebih dari 70 jenis logam yang berbeda dalam
suatu larutan. beberapa logam yang berbahaya diantaranya : Hg (merkuri) ,
Ar (arsen), Cd (kadmium), Pb (timbal).
2.3.2 Parameter Fisika
Parameter fisika ini menunjukan perubahan yang terjadi didalam air
limbah, yaitu : padatan, kekeruhan, bau, temperatur, dayah hanta listrik dan
warna. Yang dimaksud padatan adalah terdiri dari bahan padat organik maupun
anorganik yang dapat larut dan mengendap maupun suspensi dalam air. Akibatnya
tumbuhan tanaman air dapat menjadi racun bagi maluk hidup lain. Pengukuran daya hantar listrik ini untuk
melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan pengaruhnya terhadap kehidupan
biota.
Untuk warna, warna dapat timbul karena suatu bahan terlarut dan
tersuspensi dalam air, disamping itu juga memungkinkan adanya logam berat. Bau
disebabkan oleh campuran dari Nitrogen, Fosfor, Protein, Sulfur dan Amoniak,
Hidrogen Sulfida, Karbon Disulfida dan Zat organik lain. Perubahan suhu memperlihatkan
aktivitas kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam air.
2.3.3 Paramater Biologi
Parameter biologi menunjukan ada tidaknya pencemaran secara biologi
berupa mikroorgnisme, misalnya, Bakteri Coli, Virus, Bentos dan Plankton.
Jenis-jenis mikroorganisme di air yang tercemar seperti Escheria Colli dan
Salmonella Thyposa.
2.4
Komponen
Pencemaran air
1.
Limbah rumah tangga
Biasanya limbah sebagian besar limbah organik, seperti
daun-daunan, sisa-sisa makanan, air sisa mencuci(air detergen), plastik serta
kertas yang dibuang ke sungai.
2.
Bahan Anorganik
Bahan buangan ini sangat sukar bagi mikroorganisme
untuk didegradasikan, seperti Logam. Kandungan ion Mg danCa dalam air akan
menimbulkan air yang bersifat sadah. Akibatnya, apabila air kesadahan tinggi
dapat menimbulkan kerugian. Karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari
besi melalui proses korosi.
*sadah
:
3.
Cairan berminyak
Bahan buangan ini tidak akan larut di air. Melainkan
mengapung di permukaan air. Cairan banyak mengandung senyawa volatille. Karena
senyawa tersebut, akan terjadi penguapan dan luasnya permukaan minyak akan
menutupi keseluruhan permukaan air.
Cairan ini dapat didegradasikan oleh mikroorganisme, tatapi membutuhkan
dalam jangka waktu yang lama.
4.
Zat kimia
a.
Sabun
biasanya diketahui dengan adanya buih di permukaan air. Larutan sabun dapat
menaikkan pH air. Larutan tersebut mengandung bahan nonfosfat dan dapat
menaikkan pH hingga 11. Selain sabun, bahan antiseptik didalam sabun pun juga
ikut merugikan organisme didalam air.
b.
Zat
warna kimia
Zat warna tersusun dari Chromogen
dan Auxochrome. Chromogen adalah senyawa aromatik yang berisi Choromophore,
yaitu zat pemberi warna yang berasal dari radikal kimia. Auxochrome adalah
radikal yang memudahkan terjadinya pelarutan, sehingga zat warna dapat meresap
dengan baik. Bahan perwarna ini sangatlah berbahaya dan bersifat racun bagi
manusia, kecuali bahan perwarna makanan, minuman dan obat-obtan. Zat perwarna
yang masuk kedalam tubuh manusia dapat bersifat Cocarcinoenik, karena merangsang tumbuhnya kanker.
Selain sifatnya racun, zat pewarna juga akan mempengaruhi kandungan oksigen
dalam air yang menjadi gangguan bagi mikroorganisme dan hewan akuatik.
5.
Insektisida
Bahan ini digunakan para
petani untuk memberantas hama di lahan pertaniannya. Sisa bahan ini apabila
sudah dipakai, sisa insektisida akan mengalir ke perairan sawah. Polutan tersebut mengalir ke luar daerah
persawahan, terbawa sampai ke sungai dan menyebabkan matinya organisme
air, seperti ikan, plankton, siput, serta hewan lain dan juga manusia yang
menggunakan air tersebut. Pupuk yang ikut masuk ke aliran sungai atau
danau akan menyebabkan blooming Alga dan tanaman air lainnya seperti eceng gondok
(Eichorrnia crassipes), yaitu pertumbuhan yang sangat cepat akibat
penimbunan pupuk di perairan.
Insektisida sangat sulit dihancurkan oleh mikroorganisme.
Waktu degradasi yang diperlukan mikroorganisme sangatlah lama.
Waktu degradasi yang diperlukan mikroorganisme sangatlah lama.
Bahan insektisida seringkali dicampur dengan senyawa
minyak bumi sehingga air yang tercampur dengan insektisida permukaanya akan
tertutup lapisan minyak.
6.
Zat Radioaktif
Biasanya zat ini ada karena sisa pembuangn aplikasi
teknologi nuklir yang menggunakan zat radioaktif dalam berbagai bidang.
7.
Sampah-Sampah Organik (Sewage)
Sampah-sampah organik di perairan
menyebabkan pertumbuhan populasi bakteri pembusuk, sehingga
meningkatkan kadar BOD (biochemical oxygen demand) dan menurunkan
kadar COD (chemical oxygen demand). COD rendah mengartikan bahwa
kandungan O2 di dalam air menurun, sehingga mengganggu
aktivitas kehidupan air. Akibatnya, banyak organisme air yang mati. Jika
pencemaran bahan organik meningkat, akan mudah ditemui cacing Tubifex
sp. Bergerombol dan berwarna putih kemerah-merahan. Cacing
ini merupakan bioindikator parahnya pencemaran oleh bahan
organik dari pemukiman penduduk.
8.
Limbah Industri
Limbah Industri banyak mengandung berbagai macam zat
berbahaya, salah satunya logam berat seperti Pb (Timbal), Cadmium, dan Hg (Raksa).
Apabila zat-zat tersebut masuk ke dalam tubuh hewan laut dan hewan laut
tersebut (Baca:Misalnya,Ikan) dikonsumsi manusia, tentunya akan sangat
membahayakan kesehatan manusia itu sendiri. Sebagai contoh peristiwa yang
pernah terjadi di teluk minamata, Jepang. Pada saat masyarakat memakan hewan
laut tersebut, Sistem saraf pada tubuhnya mengalami kerusakan hingga
menimbulkan kematian. Kejadian ini disebut penyakit minamata.
9.
Limbah pertanian
DDT (Dicholoro Diphenyl Triclororethan), yaitu sejenis
pestisida. Senyawa DDT tidak dapat terurai di alam. Organisme yang berada
dipuncak rantai makanan akan teracuni DDT dalam jumlah besar. Contohnya,
berkurangnya populasi burung Falconi formes karena kadar DDT yang tinggi
sehingga menyebabkan cangkang telur menipis dan mudah pecah. Kadar DDT ini akan semakin meningkat pada tubuh
organisme di setiap tingkat trofik, dan konsentrasi tertinggi berada pada
puncak konsumen. Proses ini disebut biological magnification.
Biological Magnification terjadi karena DDT sangat effektif
terhadap serangga, tetapi tidak beracun bagi hewan lain seperti burung dan
mamalia.
2.5
Dampak
Pencemaran Air
Dampak pencemaran air dapat dibagi menjadi 4 kategori,
yaitu :
a. Dampak pada estetika lingkungan
Sampah yang bertebaran dimana-mana tentunya dapat
menimbulkan bau dan pemandangan yang tidak sedap. Ditambah lagi dengan
menumpuknya sampah yang pastinya menambah bau yang menyengat. Tentu saja dengan
keadaan seperti dapat mengurangi estetika lingkungan.
b. Dampak Pada kualitas air tanah
Pencemaran
air tanah oleh tinja atau kotoran ternak yang diukur dengan Faecal Coliform telah terjadi dalam
skala yang luas, hal ini telah dibuktikan melalui survey sumur dangkal di
Jakarta. Akibatnya kualitas air tanah yang ada semakin memburuk.
c.
Dampak Pada Kesehatan
Air
juga dapat membawa penyakit yang dapat menular :
- Air
sebagai media hidupnya Mikroba Pathogen
- Air
sebagai sarang insekta (Nyamuk) penyebar penyakit
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori Water-Borne
Diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak
terdapat di daerah-daerah. Penyakit ini dapat menyebar apabila mikroba dapat
masuk kedalam sumber air yang dipakai masyrakat untuk kebutuhan sehari-hari. Jenis
mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, metazoa dan protozoa
d. Dampak Pada kehidupan biota air
Zat pencemar seperti limbah industri dapat mengurangi
kadar oksigen didalam air. Sehingga kehidupan didalam air tersebut ( hewan laut
dan mikroorganisme ) terganggu kehidupannya. Selain itu, karena zat yang
beracun, juga dapat mematikan tumbuhan / tanaman air. Dan matinya
mikroorganisme lainnya (bakteri ), yang
dapat membuat proses penjernihan air secara ilmiah pada air limbah akan
terhambat.
2.6
Perubahan
lingkungan perairan dan pengaruhnya
Pencemaran air dapat menyebar dampak yang
luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi
penyebab ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat
hujan asam dsb. Badan air, sungai dan
danau telah terkontaminasi oleh zat seperti, nitrogen dan fosfat dari kegiatan
pertanian telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang
disebut eutrofikasi (eutrofication).
Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan
oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air,
menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot
lebih banyak oksigen. Akibatnya banyak hewan laut akan mati dan aktivitas
bakteri akan menurun.
2.7
Cara
menganggulangi pencemaran air
-
Tidak membuang sampah ke
sungai, ke danau ataupun ke laut.
-
Mengurangi intensitas
limbah rumah tangga
- Pembuatan
sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak
tercemar
- Melakukan
penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air
sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem
- Sadar
akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar
- Sadar
akan pasti adanya mahluk lainnya yang memerlukan air bersih
- Mengadakan
program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan
Bab III. Penutup
3.1
Kesimpulan
Kesimpulannya air sekarang sudah banyak tercemar.
Pencemaran air cukup nyata terjadi disekitar manusia. Itu kebanyakan disebabkan
karena pencemaran oleh manusia itu sendiri.
3.2
Saran
Dengan disimpulkannya pencemaran air sebagian besar
disebabkan oleh ulah manusia. Maka mulai dari manusia semestinya dapat menjaga
kelestarian air, dengan menjaga kebersihannya dan juga mengurangi resiko
melakukan kegiatan yang dapat merusak dan mencemari air. Karena bagaimanapun
air adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan bagi seluruh makhluk hidup
untuk dapat bertahan hidup.
